Tuesday, December 20, 2011

Animator Indonesia Berbekal "Never Give Up"


Berawal dari kecintaannya pada karakter fiksi seorang
detektif remaja berjambul bernama Tintin, animator muda asal Indonesia bernama Rini Triyani Sugianto (31)
sukses menembus kancah perfilman Hollywood. Rini yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan
WETA digital di Selandia Baru, ikut menggarap film “The Adventures of Tintin.“
Sebelumnya, wanita lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California ini rela meninggalkan
pekerjaan dan kehidupannya di Amerika dan pindah ke Selandia Baru, setelah mendapat tawaran untuk
menggarap film yang disutradarai oleh Stephen Spielberg ini.
“WETA waktu itu lagi hiring untuk ‘Tintin’ sama ‘Rise of the Apes.’ Lalu setelah itu saya ditelepon.
Katanya, ‘Mau pindah ke Selandia Baru atau nggak? Saya grew up dengan Tintin, sewaktu masih
kecil baca Tintin terus. Akhirnya saya nggak bisa nolak dan pindah ke sini tahun kemarin,” tutur Rini.
Film “The Adventures of Tintin” adalah film layar lebar Hollywood pertama di mana Rini ikut menjadi salah
satu animatornya. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, tentunya juga membuat hati Rini senang.
“Waktu itu senang ya, pas diwawancara (untuk pekerjaan ini), lucunya karena saya di LA punya
anjing dan Tintin ada karakter anjingnya, Snowy. (Mereka) agak-agak tertarik juga mungkin karena
saya punya anjing jadi mungkin lebih tahu gerakannya anjing karena tiap hari melihat gerakannya.
Senangnya dapat kesempatan untuk kerja di film sebesar Tintin. Apalagi dengan sutradaranya
semacam Stephen Spielberg. Baru pertama kali ini kerja dengan sutradara terkenal,” ujarnya.
Walaupun begitu, Rini mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Stephen Spielberg. “Seminggu
sekali, ada director review lewat video conference. Jadi melihatnya hanya dari video aja,” tambah
Rini.
Orang Indonesia yang Terlibat
Dalam film “The Adventures of Tintin,” Rini bertindak sebagai animator dengan andil
paling besar. “Kebetulan di film ini, saya mengerjain paling banyak adegannya, total ada 70 shot di
film Tintin,” ujar Rini.
Selain Rini, ternyata ada orang Indonesia lain yang terlibat di film Tintin. “Saya memang salah satu
animatornya. Tapi setahu saya ada beberapa orang Indonesia yang juga terlibat,” kata Rini.
Ada sekitar 800 orang yang bekerja di perusahaan ini dan rupanya ada 3 orang Indonesia lainnya yang juga
bergabung dengan perusahaan ini.
“Dua orang Indonesia lainnya yang terlibat di Tintin adalah Sindharmawan Bachtiar dan Eddy
Purnomo. Kita beda departemen sih. Lalu ada satu lagi Amanda Pamela, tapi saya nggak tahu dia
ikutan di Tintin atau tidak,” ujarnya.
Menurut dia, Sindharmawan dan Eddy Purnomo sudah lebih dulu bekerja di Weta. Sedangkan Rini sendiri
baru bergabung di perusahaan tersebut pada 2011 ini.
Tantangan & Kebanggaan
Menggarap film yang memiliki tokoh terkenal seperti Tintin memiliki tantangan tersendiri. “Yang paling
besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama
karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari
aslinya,” tambahnya.
Penggarapan film ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya
mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu.
Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk
mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini.
Melihat nama orang Indonesia di film sebesar Tintin tentunya merupakan kebanggaan tersendiri, terutama bagi
orang tua Rini yang sudah nonton film “The Adventures of Tintin” di Indonesia.
“Begitu dengar bakal main di Indonesia, langsung saya suruh nonton. Orang tua kebetulan memang
bukan orang yang sering nonton film. Mungkin pertama kali dalam jangka waktu sepuluh tahun dan
Tintin film pertama yang mereka tonton. Mereka cukup bangga akan melihat nama (Rini) di big
screen,” ujar wanita yang hobi fotografi, travelling dan climbing ini..
Rini mengaku orang tuanyalah yang selalu mendukung segalanya dalam hal karier dan kehidupan. “Mereka
mendukung sewaktu saya sekolah dan waktu saya ngambil keputusan untuk sekolah lagi di bidang
animasi, dan orang tua saya waktu itu sama sekali nggak ngerti animasi itu apa. Tapi, mereka
percaya kalau pilihan Rini akan membuat Rini bahagia. Mereka mendukung penuh mulai dari bayar
sekolah sampai mencari pekerjaan,” tambah Rini.
Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. “Sekarang lagi ngerjain film
“The Avengers,” jadi kalau pada nonton film “Thor” dan “Captain America” dulu, ada klip-klipnya
untuk “The Avengers.” Ini gabungan semua superhero,” jelasnya.
Pesan Rini terutama kepada sesama animator adalah untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita.
“Never give up. Kalau memang ada perusahaan yang animator-animator Indonesian mau tembus,
pelajarin tipe animasi mereka dan buat animasi yang seperti tipe yang mereka kerjakan. Lama-lama
akan terbuka peluangnya.”

No comments:

Post a Comment